Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un

Do Not Littering

Jadi dulu pernah gue ketemu sama satu orang di suatu parkiran. Agak lupa sih dimana, yang jelas orangnya lagi di mobil dan gue juga di mobil. Terus waktu orang itu mau siap-siap untuk meninggalkan tempatnya (parkiran maksudnya), dia memegang beberapa sesuatu (?) yang gue gak tau itu apa. Then, dia membuka pintu mobil dan kemudian melemparkan sesuatu-sesuatunya ke tanah. Yang dia lempar cukup banyak. Otomatis orang-orang di mobilnya itu teriak:

"Heh jangan buang sampah sembarangan!"

Gue kira emang ngga ada tong sampah di sekitar situ, eh taunya ada. Gak jauh, tapi gak deket juga. Terus pas gue muter kepala gue buat nyari tong sampah yang terdekat tadi dimana, gue menemukan ada petugas lagi nyapu lingkungan parkir itu. Sedetik kemudian, pokoknya setelah ada yang ngingetin orang yang ngelempar sampah ke tanah ini, dia malah jawab dengan santainya:

"Ah gapapa. Biar tukangnya kerja."

And I was...

Man, entahlah. Gue tau banyak banget dari kita yang masih sering denger orang kayak gini. Bahkan, nggak jarang dari kita yang masih berpikiran kayak gitu. Dia selain nggak bisa jaga attitude nya ke alam, dia juga kayak melecehkan si petugas yang bersih-bersih ini. Yaampun, emang dengan dia membuang sampah sendiri dia akan ngambil pekerjaan si petugas? Petugas bersih-bersih nggak cuma membersihkan apa yang ada di tanah, tapi dia bekerja juga membersihkan tong sampah, membuang sampahnya ke tempat penampungan sampah, belum lagi kalo si bos nya nyuruh dia untuk sekalian beresin tanaman dan ngebersihin sampah-sampah tanaman lainnya.

Sumber : Dok. Pribadi


Yang gue mau tekankan disini adalah gimana sih cara nge-treat orang-orang yang bekerja untuk kita, khususnya orang-orang yang tingkat pekerjaannya nggak tinggi-tinggi amat dan gajinya juga nggak seberapa. Bayangin, gaji udah ngga seberapa. Hidupnya pas-pasan, eh mau ditambah lagi sama sikap kita yang nggak tau diri mau nambahin penderitaan mereka?

As a human, hendaknya kita selalu bisa memposisikan diri kita seperti orang lain, memandang seseorang dari banyak perspektif, bahkan kalo bisa sampe beribu perspektif, supaya kita bisa beribu kali berpikir jika mau ngejatuhin atau ngejelekin orang itu. Mungkin perspektif orang yang tadi ngelempar sampah itu kayak gini: kalo semua orang buang sampah di tempatnya, petugas nggak akan repot-repot nyapu parkiran karena gaada sampah, terus dia makan gaji buta jadinya.

Kalo aja dia mikir dua kali sebelum bertindak. Jika dia jalan sedikit aja ke tong sampah buat buang sampahnya, pertama, yang paling semua orang mau, yaitu dia dapet pahala dari tuhannya, karena gue yakin semua agama mengajarkan kebersihan, seperti yang sering kita dengar dari jaman masih bocah: "Kebersihan adalah sebagian dari iman". Gue juga gatau sih itu muncul dari mana kalimatnya, tapi di agama Islam emang diajarkan kok.

Kedua, dia akan meringankan pekerjaan pak petugas. Siapa yang tau kalo pak petugas ini nggak bisa kerja terlalu berat? Atau dia punya pekerjaan lain juga demi menafkahi keluarganya? Terus, kalo udah niat buat ngebantu ngeringanin beban si bapak petugas, toh kan dapet pahala lagi! Enaknya dobel-dobel.

Ketiga, kalo misalkan ada orang lain yang nggak dia kenal yang suka buang sampah sembarangan, terus ngeliat dia membuang sampah ke tempatnya, eh terketuk tuh pintu hatinya buat berubah. Yaampun, bisa jadi inspirator bangsa abis deh.

Keempat, coba aja dia mikir gini: "Kalo semua orang ngelempar sampah ke tanah kayak gue gini, parkiran ini isinya sampah semua. Gak cuma parkiran ini malah. Terus akhirnya banjir, gue juga ikutan kebanjiran." Nah! At least, dia nggak nambah-nambahin sampah yang udah banyak gitu. Kan, semua dimulai dari diri sendiri, dan dengan hal sekecil apapun.

Masih banyak lagi perspektif positif yang bisa kita bentuk di dalam pikiran kita, supaya kita nggak ngerugiin orang lain. Bisa aja lo mikir dengan lo lari bentar ke tong sampah lo melepas sekian kalori. Terus, bisa juga biar biaya buat beli tong sampahnya nggak sia-sia karena ada sampah di dalemnya kan, wkwk. Gue pribadi suka mikir gini sih, gue nggak mau nanti protes sama pemerintah gara-gara banjir, tapi gue sendiri yang membuat banjir itu terjadi. Like kinda big bullshit. Gue bukan orang bermuka dua! Gue berusaha untuk nggak ngejilat ludah gue sendiri. Terus gue suka liat binatang-binatang yang cedera gara-gara sampah, gila aja, kasian cuy. Gue ngebayangin kucing gue yang kayak gitu:(

So, come on, let's be a positive person from now:)

Xoxo


Comments

Other Posts