Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un

Heart Graveyard

Setiap hari, aku mencoba mendatangi pemakaman hatiku sendiri.
Sendiri, kutata rapi setiap liang agar terisi penuh dengan memori.
Tidak semua liang kututupi dengan tanah.
Ada beberapa yang kubiarkan terbuka,
sehingga bau wanginya menyebar ke setiap liangnya.
Ada beberapa blok,
ialah blok kenangan indah dan kenangan buruk.
Barisan terdepan yang berhadapan adalah yang paling berarti di hidupku.

Aku tak pernah melewati tengah-tengah dua blok kenangan tersebut berhadapan.
Aku akan pergi ke salah satunya, jika hanya memang ingin meletakkan memori.
Namun dasarnya nekat, aku ke tengah kemarin.
Kutengok kananku, liang yang berisi tentangmu,
tentang semua hal yang pernah kita lakukan berdua,
atau saat kau membahagiakanku,
membuatku tersenyum dan memerahkan pipiku.
Betapa bersyukur aku menggali liang itu dulu,
dan mengizinkanmu masuk kesitu.

Tapi aku tengok ke kiri, liang itu berhadapan tepat dengan liang yang benar-benar tidak aku inginkan,
ialah berisi saat kamu pergi,
tak peduli,
tak memilihku lagi,
dan di sebelahnya kudapati liang yang berisi tentang aku,
yang meninggalkanmu,
tidak percaya denganmu,
dan menginginkanmu kembali.
Seketika air mataku turun.
Sebegitu besarnya arti kamu bagi dunia ini.
Kemudian aku tengok ke kananku lagi, ke tepat depan liang itu,
dan kudapati memoriku tentang kamu,
yang mengharapkan aku kembali,
yang tidak pernah mau aku pergi,
yang butuh hadirku,
yang menggoreskan namaku dihatimu,
dan menyayangiku.
Bukannya senyum, tangisku malah menjadi-jadi.
Kugali liang kecil di tengah-tengah kedua liang kenangan buruk.
Kuambil tanah banyak banyak untuk mengubur memori itu.
Sekarang, pemakamanku ketambahan satu liang yang berisi tentang penyesalanku meninggalkanmu.

Xoxo

Comments

Other Posts