Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un

Another Drizzle

Malam ini aku ditemani hujan rintik-rintik.
Hanya berdua saja, romantis sekali.
Ia mendendangkan alunannya dengan jatuh di atas genting rumahku.
Sudah dini hari, namun mataku belum juga bisa terpejam.
Seakan tidak mau aku tidur meninggalkannya.

Aku mengagumi rintik-rintik ini.
Mereka bukanlah hasil dari tangisan langit, tetapi cara langit membahagiakan bumi.
Bumi basah, menyelamatkan tanah yang haus dan karya Tuhan yang lainnya.
Mereka tegar sekali saat sering difitnah sebagai penyebab kehancuran di bumi.
Padahal, Tuhan sudah berbagi agar rintik dinikmati dengan sepuasnya.
Makhluk bumi rata-rata hanya memiliki satu pekerjaan penting: mencemari tempat ia berpijak.
Memang dasarnya mereka tidak tahu diri.

Aku juga selalu berusaha bersyukur saat rintik mengetuk.
Kubukakan pintu hati dan mataku agar menerima rintik apa adanya.
Bahkan sering kali aku ingin buka pintu dan melangkah keluar untuk menari dalam rintik ini.

Tapi, alunan kali ini berbeda.
Ada yang hilang, aku ragu itu apa.
Intensitasnya tidak terlalu deras.
Dia tidak membuatku takut.
Belum ada petir, itu bagus.
Melodinya juga tetap indah, seperti biasanya.
Memang, sedari tadi aku bertanya kepada diriku sendiri, apa ada yang sakit? Sampai-sampai rintik pun tidak bisa mengobatinya.
Lalu saat rintik-rintik ini berubah menjadi hujan yang begitu deras, aku baru dapat jawabannya.


Sumber : Dok. Pribadi


Belum ada dia di dekatku.
Jadi, malam ini aku belum utuh.
Beberapa malam.
Mungkin... Banyak malam.

Itu letak kesalahannya.
Mataku lelah terbuka karena dipaksa oleh hati, bukan ingin menemani rintik hujan.
Hati sedang mencari-cari sesuatu yang, entah, bahkan ia tidak tahu adanya.
Sesuatu yang selalu membuatnya bingung, yang kadang memaksa dia untuk merobek dirinya sendiri.
Nanti dia akan pulih, tapi pulih tidak akan pernah seperti semula.
Hati mungkin tidak akan pernah tau apakah kehadirannya cukup berarti atau tidak.
Dan selama itu, mata pun akan sangat sulit terpejam.
Hingga nanti rintik hujan jadi bingung, mengapa keindahannya masih terkalahkan oleh orang lain.

Xoxo

Comments

Other Posts