Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un...

Scared to Let It Go

Yang aku tau, aku pernah punya rasa yang sama denganmu.

Kamu pernah bilang, saat kamu bertemu denganku, kakimu seakan akan berlari kecil di padang rumput yang dikelilingi oleh bermacam-macam bunga, salah satunya bunga kesukaanku, bunga Lily. Entah menuju kemana, namun kamu berlari di bawah sinar matahari yang hangat, dan rasanya kamu ingin menarikku berlari bersamamu, sehingga tidak akan pernah ada kata perpisahan di antara kita. Aku suka cara kamu menceritakannya. Melihat matamu yang berbinar dan genggaman tanganmu pada tanganku yang begitu erat, membuatku percaya bahwa kamu benar-benar merasakan cerita yang kamu ungkapkan.

Aku mencoba mengikuti langkahmu, berlarian juga di padang rumput yang sangat luas itu. Kupetik satu bunga, kemudian kau ambil bunga itu dan kau sisipkan di daun telingaku. Kau ajak aku berlarian lagi, hingga aku lupa akan duniaku sendiri karena telah kudapatkan kebahagiaan itu.

Sumber : Dok. Pribadi


Namun kaki tetaplah anggota tubuhku yang bisa nyeri, dan disitu aku jatuh terduduk. Lelah. Aku mengizinkan kakiku beristirahat lebih lama, sedangkan kamu masih berlarian dengan raut muka yang tidak pernah berubah; sangat bahagia. Aku bahagia, tetapi dari posisi dudukku saja. Entah, kemudian bahagia itu tidak sama dengan berlarian denganmu.

Saat duduk itu, kamu bisa saja berlari lebih jauh lagi, tidak terkotak di padang rumput ini saja, namun ke padang yang lain, yang lebih rimbun pohonnya, yang halus rumputnya, lebih wangi bunganya, dan lebih hangat untuk ditempati. Disana kamu bisa berhenti berlari dan menetap selamanya, karena saat kamu lelah, kamu tetap nyaman disana, tidak berpindah. Sedangkan aku, masih lelah berlari dan terduduk di padang yang berbeda denganmu.

Entahlah, aku merasa ada saatnya kamu akan pergi, dan banyak kemungkinan untuk kamu tidak kembali. Belum jelas alasannya, hanya ketakutan saja yang memasuki benakku selama ini. Namun ada yang bilang takut itu baik, karena saat kamu takut, kamu seharusnya tidak akan diam saja, tapi mencari cara agar apa yang kamu takuti itu cepat berlalu. Aku takut semesta berkomentar atas kita, dan perlahan memisahkan aku dan kamu, menjadi sangat-sangat jauh.

Aku takut untuk melepasmu. Karena aku juga merasakan apa yang kamu rasakan kepadaku, bahkan bertumbuh setiap harinya.

Xoxo

Comments

Other Posts