Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un

2020 : It Was Okay not to be Okay

Rupanya sudah satu bulan gue tidak benar-benar menulis disini. Walaupun hari-hari tersebut dipenuhi dengan paksaan diri agar tidak ketinggalan blogwalking, tapi tetap saja, rasanya sangat tidak lengkap jika tidak menulis.

Namun apa daya, satu bulan kemarin itu sangat berat jika gue boleh jujur.

Dari pekerjaan akhir tahun yang membuat otak selalu mendidih, berita tentang Covid-19 yang nggak berhenti-henti bilang kalau trend kasusnya semakin meningkat, pengalaman romansa yang tidak mengenakan, hingga seluruh rencana di akhir tahun 2020 yang tidak bisa terlaksana.

Photo by Anna Shvets from Pexels

Ada satu waktu dimana gue diberikan waktu istirahat dan sedikit "kelegaan", tapi hati yang tidak tenang memang tidak bisa berbohong. Biasanya, gue akan menghasilkan karya-karya kecil jika gue memiliki waktu luang. Namun rasanya otak ini "mandek" dan nggak kepikiran untuk melakukan apapun di satu bulan itu. 

Gue lebih banyak tidur, scrolling Instagram dan Twitter, makan cemilan dengan MSG yang berlimpah, dan parahnya, setiap hari aku bisa minum kopi, padahal dulu badan gue nggak kuat kalau disuruh minum kopi setiap hari. Sesekali gue diam menatap tembok dan langit-langit kamar hanya untuk memikirkan apa yang harus gue lakukan.

Rencana yang Tidak Terlaksana

Gue sangat yakin bahwa banyak sekali orang yang sudah memiliki banyak rencana di tahun 2020 dan rencananya kandas begitu saja, bahkan sebelum benar-benar melakukannya. 2020 memang sangat berat bagi banyak orang.

Rencana gue untuk travelling ke berbagai tempat wisata, baik dalam atau luar negeri, harus batal sesaat setelah adanya berita Covid-19 menjadi wabah besar di bumi ini. Mungkin banyak rencana lainnya yang batal juga, namun rencana ini yang paling gue sesali.

Photo by Edward Jenner from Pexels

Beberapa anggota keluarga di luar rumah gue juga menjadi alumni Covid-19. Mereka sangat tangguh. Namun kejadian itu sempat membuat seluruh anggota keluarga was-was dan membuat Mama kelimpungan juga, karena Mama adalah satu-satunya dokter di keluarga kami dan kami bertekad untuk membantu semua yang sakit.

Dari segi keuangan, banyak sekali pengeluaran untuk membeli alat-alat proteksi diri, karena gue dan orang tua masih harus bekerja di luar rumah. Belum lagi vitamin yang melimpah dan harganya naik dari hari ke hari. Begitu juga transportasi, keluarga gue memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan transportasi umum, yang mana memakan biaya lebih banyak.

Di samping itu, kemacetan juga masih terjadi. Menambah beban mental lagi.

Kalau dijabarkan seperti itu, rasanya sangat menyakitkan ya? Seakan masalah tidak kunjung berhenti di tahun 2020. 

Nyatanya, gue berhasil melewati itu dan bersyukur untuk tidak melewati hari-hari pahit tersebut dengan keluhan dan menyerah. Gue sudah menerimanya.

Membuat Rencana Baru

Dari tahun 2020 yang sudah kita lalui, tentu banyak sekali pelajaran di dalamnya jika kita mau melihat dan memilah di tengah hal yang baik dan buruk.

Mungkin, sebelum tahun 2020, gue berpikir bahwa tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan jika gue memiliki tekad yang kuat. Tetapi, tahun tersebut mengajarkan gue bahwa walaupun gue memiliki tekad yang kuat, jika memang tidak realistis dan tidak sesuai dengan kondisi yang ada, rencana akan berakhir sebagai rencana saja.

Setelah ini bisa saja kita bekerja dan berlibur dengan kondisi yang tidak seperti dulu lagi, dimana semua dibatasi, dan diisi dengan lebih banyak ketakutan. Ketidakpercayaan orang terhadap kita yang sebenarnya sehat wal afiat, pasti masih akan tetap berlanjut.

Serangkaian tes antibodi dan antigen juga pasti akan masih berlanjut hingga tidak tahu kapan. Berfoto di tengah keramaian orang ataupun berkumpul dengan teman pasti akan selalu dicemooh karena dianggap tidak mematuhi protokol.

Lalu apa yang harus kita perbuat agar bisa seperti dulu lagi?

Menurut gue, tidak ada.

Layaknya perkembangan teknologi, generasi X tidak bisa memaksa millenials untuk tetap melakukan promosi menggunakan flyer atau selembar kertas yang dibagi-bagikan kepada orang yang lewat di depan kita. Sudah ada media sosial dan banyak alat analisis promosi yang jauh lebih canggih.

Tetapi yang gue tau, generasi sebelum millenials bisa bertahan dengan beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi sekarang dengan beradaptasi. 

Photo by Puwadon Sang-ngern from Pexels

Begitu juga dengan era pandemi ini. Kita tidak bisa memaksakan diri untuk berkata virus Covid-19 ini akan hilang. Dia sudah bermutasi dan menyebar, ditambah lagi dengan banyaknya orang yang masih nakal untuk tidak menjaga protokol kesehatan. 

Jaman tidak akan kembali ke waktu sebelum pandemi. Namun, selalu ada harapan bahwa hari-hari ke depan akan jauh lebih baik dibandingkan hari-hari sebelum pandemi ini. Yang bisa kita kontrol adalah diri kita. Cara-cara di bawah ini mungkin dapat membantu kita untuk bertahan dan melancarkan rencana kita.

1. Penerimaan

Awal-awal pandemi, seikat masalah muncul di hadapan dan banyak dari kita bingung untuk menyelesaikannya. Bahkan, ada yang marah dan kecewa tidak berkesudahan hingga sekarang ini. 

Penerimaan bahwa semua nggak akan kembali seperti semula itu penting sebelum kita merangkai rencana-rencana baru ke depannya. Setelah itu, jika hati sudah ikhlas, secara tidak langsung akan membantu otak untuk berpikir lebih jernih.

2. Perencanaan

Setiap orang pasti memiliki cara berencana yang berbeda-beda. Namun yang harus kita ketahui, kita nggak boleh kalah sama keadaan. Seseorang pernah berkata kepada gue: "Jangan mau disetir sama keadaan! Kita harus sadar untuk berbuat sesuatu," dan itu selalu menempel di otak gue.

Kita belum tau kapan pandemi ini berakhir. Berarti, rencana kita harus disisipkan pandemi sebagai restriction-nya. Harus lebih realistis dan tetap menjaga kesehatan.

Banyak orang yang idenya datang di saat-saat genting. Mungkin ini terbukti di tahun 2020 kemarin karena banyak sekali ide bisnis yang tidak terduga datang dari mana saja. Ide-ide tersebut bisa saja kita ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi) tapi tidak menjeplak.

Mungkin setelah ini akan ada ide liburan virtual. Bisa aja kan? Who Knows 😋.

Photo by Startup Stock Photos from Pexels

3. Pelaksanaan

Karena pandemi mungkin masih berlanjut, pelaksanaan perlu benar-benar mengikuti perencanaan nih, apalagi jika pelaksanaannya itu di kelilingi orang banyak atau membutuhkan protokol kesehatan ketat.

Intinya sih, perencanaan dan pelaksanaan harus disertai dengan pemikiran keamanan untuk kesehatan kita, karena bisa saja di rumah ada keluarga yang menunggu, atau orang tua yang perlu diamankan karena antibodinya lebih rentan untuk turun dan harus kontak dengan orang-orang yang memang memiliki penyakit bawaan.

4. Evaluasi
Tahap ini sering sekali terlupakan oleh orang-orang. Penting rasanya untuk mengevaluasi diri agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terulang lagi di masa depan. Melakukan serangkaian tes Covid-19 juga bisa menjadi salah satu kegiatan setelah melakukan sesuatu yang besar agar kita tetap merasa aman.

Evaluasi juga penting saat liburan. Kita jadi tau tempat-tempat mana yang sepi dan patuh protokol kesehatan, dan tempat yang ramai sehingga tidak bisa dikunjungi di hari-hari tertentu. Istilahnya, kalau di pandemi ini, kita perlu memikirkan rencana kita berkali-kali lipat agar kita dan orang-orang di sekeliling kita tetap sehat.

Di samping cara-cara itu, kita harus mengiringinya dengan doa dan perbuatan baik kepada sesama. Gue yakin, orang yang membantu sesama akan selalu dalam lindungan Tuhannya. 

Semangat ya, mungkin setelah ini akan datang hari-hari pahit, namun hari pahit itu ada pasangannya, yaitu hari-hari manis. Kita tinggal tunggu hari manisnya! 😊

Siapa nih yang udah selesai bikin rencana atau resolusi buat tahun 2021 ini? 
Lebih realistis dari 2020 atau mau tetep sama aja dengan 2020?

Comments

  1. Oemji liburan virtual 😍 kalau bisa terjadi, gimana ya eksekusinya 🤭 menarik banget kalau bisa terwujud 🤣

    Kak Jez, terima kasih atas remindernya! Semoga masyarakat bisa lebih sadar bahwa pandemi ini belum berakhir 😥

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin banget Li! Unik banget pasti experience nya kalo bisa jalan-jalan online🤣

      Sama-sama, semoga kamu sehat-sehat terus yaaa Li disana! Jangan lupa bahagiaaaa😊

      Delete
  2. Udah ada loh liburan virtual, temenku pernah bikin tour virtual ke jogja dengan team nya. Ga ngerti detailnya tapi menurut teman ku siy cukup menarik.

    Terus pernah baca juga kalau museum2 di luar negeri itu ada semacam virtual tour, jadi kita bisa subscribe untuk ikuta tour ke museum2 di luar negeri. Semacam belajar sejarah gitu kali ya? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya kah? Wah aku harus coba cari nih, siapatau nanti tertarik😊

      Kalau tur museum, kayaknya aku pernah lihat ada virtual tour gitu juga dan dipandu sama suara tour guidenya. Semoga cepat ada yah di Indonesiaa

      Delete
  3. Penerimaan bener-bener langkah awal banget nih buat memulai semangat baru lagi. Karena kalo terus terusan larut dalam kekecewaan jadinya bikin kita lupa buat ngeapresiasi diri kita, yang sebenernya udah ngebawa kita sampe ke titik ini😅

    Dan resolusi 2021 tetep harus ada sih kalo menurut saya, biar lebih terarah aja. Tapi misal pun ga tercapai ga bikin stres gitu mbak, hihi. Dan kayaknya satu tahun kemarin kita udah cukup ditempah buat lebih kuat untuk menghadapi kejutan-kejutan baru di tahun ini😁 haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beneeer banget Mbak, kalo nggak nerima dulu, apapun yang dilakukan akan terasa sangat berat... setuju juga sama Mbak kalau nggak ikhlas bisa membuat kita nggak bisa mengapresiasi diri.

      Resolusinya disiapkan tapi tetap harus ada persiapan kegagalan ya untuk mental kita. Harapannya 2020 bener-bener bisa bikin lebih kuat dan tangguh yaaahh hihi

      Delete
  4. Bener banget.
    Awal pandemi sempet bikin stress karena harus menunda banyak hal yang entah sampai kapan karena tanpa kepastian. Tapi, skrg udah bisa nerima kenyataan, udah mulai adaptasi dengan keadaan.
    Sekarang sih lebih banyak bersyukur karena ternyata masih banyak kegiatan lain, pandemi lebih produktif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar-benar nggak tau ditunda sampai kapan ya Mbak, soalnya pandemi juga kejadian yang baru banget pasti buat kita semua😔 senang mendengarnya Mbak kalau sudah bisa sedikit demi sedikit berdamai dengan keadaan.

      Betuul! Ternyata banyak ya Mbak kemampuan-kemampuan yang bahkan sebelumnya kita nggak yakin bisa melakukannya hahaha

      Delete
  5. Iya, padahal di akhir tahun sudah ada angin segar sekolah bisa tatap muka, yang berarti Corona dah bisa ditolerir, gak taunya tambah parah, virusnya bermutasi dan lebih mudah untuk menular.

    Yap, kalau terus-terusan sedih dan menyesali keadaan terus gak bakal maju. Kita yang harus bisa adaptasi dan mengubah keadaan. Semangat 💪

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selain itu pada menunggu pergantian tahun juga ya Mbak, berharap ada keajaiban... namun sedihnya memang pandemi ini belum kunjung reda.

      Dari sini juga kita saling menguatkan ya Mbak, soalnya adaptasi bukanlah hal yang mudah 😔 tapi tetap optimis!

      Delete
  6. Alhamdulillah akhirnya menerima dengan ikhlas ya Bel situasi ini, ribuan tahun manusia memang beradaptasi dengan banyak hal dan mungkin kita memeang harus berdamai dengan covid, hidup berdampingan jadi kita lebih tenang ya jalani hari dengan ikhlas..peluuk...sehat selalu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah Mbak Dedew, aku bersyukur banget sih. Iya, menurutku memang kita harus menerima kondisi bahwa virus ini ada terus di sekeliling kita, tapi juga harus bijaksana dalam menghadapinya dan nggak senewen dalam menerapkan protokol.

      Terimakasih yaa Mbak Dedew, peluk jugaaa dari jauh!

      Delete
  7. realistis aja sih, memang tahun 2020 kemarin luar biasa. dan akan entah seperti apa di tahun 2021. Yang jelas, siap enggak siap ya harus dijalani, adaptasi dengan situasi baru yang semakin tidak terduga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat wow Mbak, dan setuju banget di 2021 kita ngga akan tau apalagi yang akan terjadi. Kita harus gerak cepat supaya selamat di kondisi yang nggak menentu ini😔

      Delete
  8. Meskipun agak pesimis, tetap harus berusaha optimis ya mbak menjalani 2021. resolusi? ada sih, tapi nggak berani yang muluk-muluk hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi semangaaatt Mbak Dhonna! Semoga semua resolusinya tercapai di tahun ini yah😊

      Delete
  9. Bener, aku pun punya banyak rencana di tahun 2020 tapi tiba-tiba harus ganti ke rencana baru semenjak pandemi. It's okay, ga ada yang tau. Dulu sih agak sulit nerima, tapi lama kelamaan jadi woles. Langkag pertama "penerimaan" emang langkah terberat menurutku

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setelah langkah pertama, jalan perlahan-lahan terbuka ya Mbak untuk berpikir jernih dan lebih woles. Syukurlah Mbak Ori, senang saat tau Mbak bisa mengatasinya walaupun aku tau beraaaat banget pasti ya😔

      Semangat Mbak, sehat-sehat terus yah!

      Delete
  10. Tetap semangat beresolusi walau hasilnya belum pasti hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak apa-apa Kak, karena kepastian yang paling pasti adalah ketidakpastian itu sendiri😊 jadi harus kita tunggu "surprise"nya nanti hihi

      Delete
  11. Resolusi aku di 2021 lebih realistis dari tahun 2020 tapi menyesuaikan dengan keadaan. Karena kan kita hidup tetap harus berjalan. Bismillah semoga 2021 lebih baik lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mbak, soalnya berkaca dari 2020 yah, jadi lebih realistis sekarang. Semangat Mbak Roswita😊

      Delete
  12. Semoga pandemi segera berlalu akankah menjadi harapan kosong.... Yang penting kita harus disiplin dg prokes, berserah diri dan berdoa, semoga Allah SWT melindungi kita semua..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang paling penting berusah untuk stay calm dan nggak panik juga ya Mbak di tengah-tengah berita yang kadang menyesakkan hati💔 Aamiin aamiin

      Delete
  13. Setuju banget sama tulisan-tulisan mbak Jez.. pandemi covid-19 ini memang pandemi yang merubah segalanya ya, membuat kita lebih banyak bersyukur di selama tahun 2020. Apalagi jika ada keluarga yang sudah pernah terkena covid, pastilah jadi was-was. Untuk rencana-rencana lain yang tertunda, semoga bisa terlaksana di tahun baru ini ya mbak.. Aaamiin <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di penghujung tahun 2020 kemarin pun, rasanya bersyukur masih bisa berdiri dengan kuat ya Mbak di atas kaki sendiri❤

      Bener banget, kalau ada keluarga yang kena tuh rasanya terpukul banget, dan setelahnya jadi lebih aware terhadap diri. Aamiin aamiin semoga rencana-rencana yang belum terlaksana ataupun yang baru juga bisa tercapai setelah ini yaaa!

      Delete
  14. 2020 memang berat, tapi aku harus akuin THN kemarirn juga mengajarkan banyaaak kebiasaan baik. Rasanya baru kemarin aku jd lebih memperhatikan kesehatan, makanan yg bergizi, suplemen tiap hari, cuci tangan sering banget apalagi mandi setiap keluar. Efeknya aku blm prnh sakit sejak awal pandemi, walopun terkonfirmasi positif pas Agustus, tapi itu OTG, blaaas ga ada gejala samasekali sampe akhirnya negatif. Imun ku sedang bagus mungkin makanya tidak menimbulkan gejala apapun

    Target traveling cm 1 yg tercapai, itupun Krn dilakuin pas February sebelum pandemi DTG :D. Schedule lainnya bhaaaay :p.

    2021 aku ga berani terlalu ngoyo mba. Ga ada bikin plan traveling juga Krn aku ga yakin sudah normal. Jd mending bikin target lain yg bisa dicapai :D. Intinya THN ini msh ttp hrs hati2, tapi ga boleh kendor ngejalanin prokes pandemi

    ReplyDelete

Post a Comment

Other Posts