Skip to main content

Newest Post

When I Miss My Friends

Bonjooouurr! Asli, kangen banget nulis disini 😄. Kalau dilihat-lihat, gue udah nggak blogging semenjak awal tahun 2021. Gue tidak ingin mengklaim diri gue sibuk, tapi pada kenyataannya, selama gue nggak nge- blog, banyak sekali hal yang perlu gue rumat sebagai budak korporat. Budak korporat disini nggak selalu negatif kok, hihi. I was attended a quite-long training from my company. Pelatihan yang biasanya hanya memakan waktu sekitar sebulan, ini bisa ditotal jadi tiga sampai empat bulan. Pelatihan ini sangat penting untuk karyawan baru di divisi gue, jadi gue nggak boleh menyia-nyiakannya. Apa yang gue dapatkan kemarin akan sangat mempengaruhi performa gue sebagai karyawan di perusahaan gue. Photo by Andrea Piacquadio from Pexels Aktivitas yang menurut gue melelakan--namun juga mengasyikan--ini lah yang membuat gue ngga fokus untuk berpikir yang lain. Oh, kalau ada teman-teman yang bilang gue aktif di media sosial tapi nggak blogging , somehow , ada feel yang sempat hilang disini. Un

A Night, Me, and Him

Saat itu aku sedang bersama jendelaku.
Yang aku lihat, langit kosong.
Bintang bersembunyi, angin pun tak ada.
Seperti sudah teridentikkan dengan apa yang sedang aku rasakan.
Malam kala itu membosankan dan gelap, hanya cahaya buatan yang bisa menerangiku di dalam singgasanaku.
Tak satupun lagu yang bisa meluluhkan aku.
Aku mulai berkhayal, tentang seseorang yang mungkin dulu pernah berkhayal tentangku.
Apa yang sedang ia lakukan, apakah masih sama seperti dulu?
Mungkin tidak. Hm, bisa juga iya.
Kalau iya, namun dengan subjek khayalan yang berbeda?
Mungkin iya. Bisa juga tidak... Tapi sepertinya iya.
Berarti, sekarang sendiri akan sering bercengkarama dengan aku?
Kalau itu, iya.

Malu aku, spekulasi-spekulasi yang lama-lama membunuhku ini disaksikan oleh malam.
Malam sering menemaniku jika seseorang itu hilang.
Tapi, aku jarang menemani malam saat dia ada.
Jahat sekali aku, datang hanya saat aku sendiri.
Padahal, malam-lah yang paling mengerti, bagaimana rasanya dihampiri namun dengan setengah hati.
Lalu, salahnya seseorang yang kupikir pernah berkhayal tentangku?
Tidak juga, aku tidak akan menyalahkannya. Pun malam.
Satu-satunya tersangka adalah aku,
karena mengaku tertinggal padahal sering meninggalkan,
ingin dimengerti padahal tidak bisa mengerti,
dan tidak bisa menghibur malam agar menjadi tidak membosankan.

Sekarang, akan kuhargai malam, karena tanpa bintang, angin, atau aku, dia akan tetap disana, dan selalu ada.

Xoxo

Comments

Other Posts